BADAI
Cahaya Islami Radisti Binar matanya mulai redup. Senyumnya tidak pernah sampai ke mata. Bahkan tawanya terasa hambar. Ia kehilangan dirinya sendiri. Duka hampir membunuh jiwanya yang sekarat. Kesedihan seolah memeluknya begitu erat, Hingga membuat warnanya yang cerah berubah suram. Hai tuan, Hadirmu bagaikan badai. Datang hanya sekejap, Namun berhasil memporak-porandakan nasib hidup seseorang. Aku bukan lah laki-laki yang beruntung, aku berasal dari keluarga yang berantakan. Sedari kecil aku selalu sendiri, tidak memiliki teman apalagi sahabat. Ibuku memiliki pekerjaan yang sangat buruk, ia menjual diri untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Ayahku? Sudah mati 2 tahun yang lalu. ia bunuh diri karena stress, hutangnya ada dimana-mana. Dan kini, akulah yang harus membayar hutang-hutangnya. Oh iya, aku memiliki adik perempuan, saat ini ia baru berusia 4...